Meriahnya Tradisi Ruwahan di Desa Penagan
Suasana Desa Penagan saat perayaan Ruwahan begitu ramai, bahkan lebih meriah dibandingkan dengan Hari Raya Idulfitri. Masyarakat dari berbagai daerah di Bangka berbondong-bondong datang untuk turut serta dalam perayaan ini. Kegembiraan dan semangat persaudaraan terasa di setiap sudut desa, memperlihatkan betapa eratnya hubungan sosial di antara masyarakat.
Kami juga turut serta dalam prosesi nganggung, sebuah tradisi khas masyarakat Bangka di mana warga membawa makanan dalam dulang besar untuk dimakan bersama. Prosesi ini menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong yang masih kuat dipegang oleh masyarakat setempat.
Selain itu, kami mengikuti tahlilan di Masjid At-Taqwa Dusun 6. Acara ini merupakan bagian dari doa bersama untuk mengenang dan mendoakan arwah para leluhur. Suasana haru dan khidmat menyelimuti setiap rangkaian doa, memperlihatkan betapa kuatnya nilai religius dalam kehidupan masyarakat Desa Penagan.
Tak hanya sebatas ritual keagamaan, tradisi Ruwahan juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi. Kami diajak berkunjung ke rumah-rumah warga, berbincang dengan mereka, serta merasakan kehangatan yang mereka berikan. Tradisi ini menjadi bukti bahwa masyarakat Desa Penagan memiliki nilai sosial yang tinggi dan menjunjung tinggi kebersamaan.
Ruwahan di Desa Penagan bukan sekadar perayaan, tetapi lebih dari itu, merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan wujud nyata dari kepedulian sosial yang diwariskan turun-temurun. Tradisi ini mengajarkan arti berbagi, kebersamaan, dan memperkuat nilai-nilai persaudaraan dalam masyarakat. Suasana yang begitu meriah dan penuh makna membuat Ruwahan terasa layaknya Lebaran kedua bagi masyarakat setempat. Semoga tradisi ini terus lestari dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang dalam menjaga kebersamaan dan nilai-nilai kebaikan.
Komentar
Posting Komentar